Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2017

Kala Pengadilan Memvonis Potong Tangan Muhammad Al Fatih

KALA PENGADILAN MEMVONIS POTONG TANGAN SULTAN MUHAMMAD AL FATIH Sultan Muhammad Al Fatih, Sang Penakluk, divonis oleh Mahkamah Syariat agar tangannya dipotong. Vonis itu dikeluarkan oleh qadhi, karena Sultan Al Fatih memerintahkan memotong tangan seorang insiyur Romawi. Sultan Al Fatih mematuhi perintah pengadilan itu. Bagaimana ceritanya? Sultan Al Fatih secara nyata membuktikan kebenaran Hadist Rasulullah akan takluknya Konstantinopel di tahun 1453. Penaklukkan itu membuat gempar seantero dunia. Sultan Al Fatih kemudian mengubah Konstantinopel menjadi pusat ibukota Utsmaniyah. Selama kepemimpinan Sultan Al Fatih, Utsmaniyah mencapai puncaknya. Kehidupan berjalan baik dan maju. Namun hasrat Sultan Al Fatih untuk terus menaklukkan tak terhenti. Bahkan dia sempat merangsek menuju kota Roma. Hal inilah yang membuat penguasa Roma, mengungsi dari singgasananya. Meski demikian, kepemimpinan Sultan Al Fatih di dalam negeri bisa dibilang cukup adil. Hukum yang diterapkan benar-benar berwi...

BUKAN SEKEDAR BERKUASA

M. Ismail Yusanto: Bukan Sekedar Menjadikan Orang Islam Berkuasa Apa sih yang Parpol Islam perjuangkan? Ada tiga kemungkinan. : √Pertama/, hanya ingin orang Islam berkuasa. √ Kedua, ingin orang Islam berkuasa dan sekedar mewarnai, misalnya hanya dengan merubah aspek moralitasnya. √ Ketiga, ingin orang Islam berkuasa, sekaligus bisa memimpin dengan cara Islam. Kalau yang kita maui itu yang ketiga, maka perjuangan yang dilakukan bukan sekedar menjadikan orang Islam berkuasa, tetapi bagaimana juga agar sistem yang berjalan itu adalah sistem Islam. Karena hanya bila sistem Islam itu berjalan maka dia bisa memimpin dengan cara Islam. Sebab kalau sistem Islam itu tidak berjalan maka dia tidak akan mungkin memimpin dengan cara Islam. Agar sistem Islam berjalan berarti kita memerlukan perjuangan politik yang ideologis. Karena ini memerlukan perubahan sistem, dari sistem yang lama ke sistem yang baru. Itulah yang disebut dengan perubahan ideologis. Perubahan ideologis i...

THE INEVITABLE CALIPHATE

Oleh: Muhammad Ismail Yusanto Salah satu cara untuk ‘melunakkan’—sekarang progam seperti ini lebih dikenal dengan istilah deradikalisasi—tokoh Islam di Indonesia adalah dengan mengajak mereka berkunjung ke sejumlah negara Barat, terutama AS. Dengan melihat langsung kondisi fisik, sosial dan ekonomi di sana diharap mereka menjadi lebih mengerti “keindahan, ketertiban dan kemakmuran” yang bisa dicapai negara-negara Barat yang sering dicap sebagai sekular. Maksudnya, tanpa Islam pun, semua kebaikan dan kemajuan itu bisa dicapai. Jadi mengapa mesti ngotot memperjuangan Islam sebagai dasar negara? Mungkin terdengar lucu, apa iya hanya dengan berkunjung sesaat orang bisa berubah? Tapi, itulah faktanya. Sudah ratusan, bahkan mungkin ribuan pimpinan pesantren, tokoh ormas Islam, juga tokoh pemuda Islam yang mengikuti program ini. Beberapa waktu lalu bercerita pada saya satu tokoh pemuda dari ormas yang banyak mempunyai pesantren di Indonesia, bahwa ia dan b...