PANDEMI CORONA DAN RASA CINTA
[Jangan tanya kenapa tiba-tiba jadi melodrama. Mungkin karena dirumah aja. Yang penting baca saja. Pastikan selesai, jangan hanya lewat kemudian pergi tanpa kata. Sengaja pakai bahasa manis. Karena lagi menghindari bahasa sadis.]
.
PANDEMI CORONA DAN RASA CINTA
oleh @nuo_de_uno
.
Ingin bahas corona dengan bahasa sederhana.
Karena bukan ahli medis yang akrab dengan fakta corona
Hanya orang biasa yang terkena dampak corona dan sekarang #dirumahaja
.
Bagi saya, penyebaran corona seperti tumbuhnya rasa cinta. Datang tiba-tiba tanpa pernah disangka. Kemudian berlabuh dan tanpa sadar menetap bak dermaga. Ya, seperti corona!
.
Iran, Rusia, menuduh Amerika penyebar Corona.
Lalu Amerika, menuduh Chinalah pelakunya.
Dan China, berdalih Indonesialah asal mulanya.
Lalu Indonesia?
Sudahlah, pasti semua tahu jawabannya.
Seperti biasa, berkelakar didepan media massa
Lengkap dengan teks dan pengeras suara
Tak lupa, wartawan dan kamera siap siaga
Dan pelakunya adalah mereka yang tak berharta. Ya, seperti cinta! Tak tahu kapan mulanya. Tiba-tiba sudah ada rasa. Dan tidak bisa ditebak kearah siapa rasa bermuara.
.
Pandemi corona makin berbahaya.
Saking paniknya, masker, hand sanitizer, sampai APD diborong semua.
Seolah, merekalah yang paling depan melawan corona. Padahal cuman rebahan dirumah aja. Mungkin mau tukaran tugas dengan tenaga medis yang kerja bertaruhkan nyawa.
Ya, seperti cinta! Kadang-kadang tak ada logika. Kadang pula melakukan hal bodoh yang dianggapnya luarbiasa. Nasehat cintaku untuk mereka, bodoh itu gratis, tapi jangan kau borong semua.
.
Masih ingatkan kata-kata dia yang manis dan penuh cinta? Agar tetap tenang ditengah corona
Kata dia, tak usah panik, Indonesia aman dari virus corona. Faktanya, makin hari makin banyak korbannya. Apa harus seperti Italia dulu baru sadar bahayanya?
Kata dia, masker tersedia 50 juta. Tapi anehnya tidak ditemukan dimana-dimana. Belum lagi harganya yang tinggi tak terhingga. Sehingga mereka yang tak berharta menggunakan masker seadanya.
Lalu, heboh mengumumkan penundaan cicilan dan penurunan bunga. Akhirnya semua Bank pun sibuk klarifikasi atas omongannya. Entah dia dapat ide dari mana. Apakah ada kesalahan dalam teksnya?
Masih kata dia, ada uang 11.000 TRILIUN diluar negeri yang siap dikembalikan ke Indonesia. Uang yang cukup buat bayar hutang luar negeri dan masih ada kembalian buat mengatasi wabah corona. Lagi-lagi tidak ada yang percaya. Karena sumbernya dari dia. Si pengkhianat cinta dengan rayuan gombal pulau kelapa.
Tiap negara berbeda menyikapi corona. Untuk Indonesia, berani tampil beda. Dengan membuka rekening khusus yang entah seperti apa mekanismenya. Katanya sudah menjadi negara maju, tapi solusi kenapa meminta dana? Itu biaya untuk Ibu Kota baru kenapa ngga dipakai saja? Anehnya masih terus berjalan padahal kita darurat corona. Memang, butuh pengorbanan dalam cinta. Tapi bukan rakyat yang harus melakukannya.
Semua kalangan meminta dia untuk segera menetapkan kebijakan Lokcdown. Alasan penolakannya seperti lagu lama. 'Itu pasti desakan dari mereka-mereka kelompok radikal yang ingin memecah Indonesia'. Padahal lockdown, ya karantina dalam bahasa indonesia yang diusung oleh pengikutnya. Memang, kalau sudah jadi Bucin-Budak Cinta, biar pun si dia salah tetap saja dibela.
Dan akhirnya tetap dengan pendapatnya. Tidak menetapkan lockdown untuk mencegah penyebaran corona. Kenapa ngga jujur saja, kalau tak mau rugi karena harus mengeluarkan anggaran untuk rakyatnya. Sama rakyat sendiri malah ngitung untung rugi dimuka. Ingin bertanya, kamu sebenarnya wakil siapa? Rakyat ataukah mereka para pengusaha?
Bukannya intropeksi atas kata-kata. Malah memunculkan kebijakan yang bikin marah semua warga. Diminta tetapkan karantina seperti negara-negara tetangga, dimana kebutuhan rakyatnya dijamin oleh negara. Ternyata, malah memilih Pembatasan Sosial untuk rakyatnya. Intinya, lari dari tanggung jawab atas kebutuhan rakyatnya. Bahasa sederhananya, rumah kita, rumah saudara kita, rumah kakek-nenek kita boleh dimasukin polisi atau tentara kapan saja. Kebutuhan tak dijamin negara, malah rumah kita, privasi kita, ingin dimasuki tanpa boleh menolaknya. Jadi bingung saya, ini sebenarnya perang dengan siapa? Wabah corona atau rakyat Indonesia? Sungguh, TEGA SEKALI ANDA. Ternyata cintamu hanya dimulut saja.
Ditengah duka, banyak dari kami yang lupa bahwa Ramadhan sebentar lagi tiba. Maka banyak-banyaklah berdoa, semoga ini Ramadhan terakhir kita dengan dia, sekutunya, antek-anteknya, budak cintanya dan aturan kehidupannya.
2020.03.31||64.74.02
.
PANDEMI CORONA DAN RASA CINTA
oleh @nuo_de_uno
.
Ingin bahas corona dengan bahasa sederhana.
Karena bukan ahli medis yang akrab dengan fakta corona
Hanya orang biasa yang terkena dampak corona dan sekarang #dirumahaja
.
Bagi saya, penyebaran corona seperti tumbuhnya rasa cinta. Datang tiba-tiba tanpa pernah disangka. Kemudian berlabuh dan tanpa sadar menetap bak dermaga. Ya, seperti corona!
.
Iran, Rusia, menuduh Amerika penyebar Corona.
Lalu Amerika, menuduh Chinalah pelakunya.
Dan China, berdalih Indonesialah asal mulanya.
Lalu Indonesia?
Sudahlah, pasti semua tahu jawabannya.
Seperti biasa, berkelakar didepan media massa
Lengkap dengan teks dan pengeras suara
Tak lupa, wartawan dan kamera siap siaga
Dan pelakunya adalah mereka yang tak berharta. Ya, seperti cinta! Tak tahu kapan mulanya. Tiba-tiba sudah ada rasa. Dan tidak bisa ditebak kearah siapa rasa bermuara.
.
Pandemi corona makin berbahaya.
Saking paniknya, masker, hand sanitizer, sampai APD diborong semua.
Seolah, merekalah yang paling depan melawan corona. Padahal cuman rebahan dirumah aja. Mungkin mau tukaran tugas dengan tenaga medis yang kerja bertaruhkan nyawa.
Ya, seperti cinta! Kadang-kadang tak ada logika. Kadang pula melakukan hal bodoh yang dianggapnya luarbiasa. Nasehat cintaku untuk mereka, bodoh itu gratis, tapi jangan kau borong semua.
.
Masih ingatkan kata-kata dia yang manis dan penuh cinta? Agar tetap tenang ditengah corona
Kata dia, tak usah panik, Indonesia aman dari virus corona. Faktanya, makin hari makin banyak korbannya. Apa harus seperti Italia dulu baru sadar bahayanya?
Kata dia, masker tersedia 50 juta. Tapi anehnya tidak ditemukan dimana-dimana. Belum lagi harganya yang tinggi tak terhingga. Sehingga mereka yang tak berharta menggunakan masker seadanya.
Lalu, heboh mengumumkan penundaan cicilan dan penurunan bunga. Akhirnya semua Bank pun sibuk klarifikasi atas omongannya. Entah dia dapat ide dari mana. Apakah ada kesalahan dalam teksnya?
Masih kata dia, ada uang 11.000 TRILIUN diluar negeri yang siap dikembalikan ke Indonesia. Uang yang cukup buat bayar hutang luar negeri dan masih ada kembalian buat mengatasi wabah corona. Lagi-lagi tidak ada yang percaya. Karena sumbernya dari dia. Si pengkhianat cinta dengan rayuan gombal pulau kelapa.
Tiap negara berbeda menyikapi corona. Untuk Indonesia, berani tampil beda. Dengan membuka rekening khusus yang entah seperti apa mekanismenya. Katanya sudah menjadi negara maju, tapi solusi kenapa meminta dana? Itu biaya untuk Ibu Kota baru kenapa ngga dipakai saja? Anehnya masih terus berjalan padahal kita darurat corona. Memang, butuh pengorbanan dalam cinta. Tapi bukan rakyat yang harus melakukannya.
Semua kalangan meminta dia untuk segera menetapkan kebijakan Lokcdown. Alasan penolakannya seperti lagu lama. 'Itu pasti desakan dari mereka-mereka kelompok radikal yang ingin memecah Indonesia'. Padahal lockdown, ya karantina dalam bahasa indonesia yang diusung oleh pengikutnya. Memang, kalau sudah jadi Bucin-Budak Cinta, biar pun si dia salah tetap saja dibela.
Dan akhirnya tetap dengan pendapatnya. Tidak menetapkan lockdown untuk mencegah penyebaran corona. Kenapa ngga jujur saja, kalau tak mau rugi karena harus mengeluarkan anggaran untuk rakyatnya. Sama rakyat sendiri malah ngitung untung rugi dimuka. Ingin bertanya, kamu sebenarnya wakil siapa? Rakyat ataukah mereka para pengusaha?
Bukannya intropeksi atas kata-kata. Malah memunculkan kebijakan yang bikin marah semua warga. Diminta tetapkan karantina seperti negara-negara tetangga, dimana kebutuhan rakyatnya dijamin oleh negara. Ternyata, malah memilih Pembatasan Sosial untuk rakyatnya. Intinya, lari dari tanggung jawab atas kebutuhan rakyatnya. Bahasa sederhananya, rumah kita, rumah saudara kita, rumah kakek-nenek kita boleh dimasukin polisi atau tentara kapan saja. Kebutuhan tak dijamin negara, malah rumah kita, privasi kita, ingin dimasuki tanpa boleh menolaknya. Jadi bingung saya, ini sebenarnya perang dengan siapa? Wabah corona atau rakyat Indonesia? Sungguh, TEGA SEKALI ANDA. Ternyata cintamu hanya dimulut saja.
Ditengah duka, banyak dari kami yang lupa bahwa Ramadhan sebentar lagi tiba. Maka banyak-banyaklah berdoa, semoga ini Ramadhan terakhir kita dengan dia, sekutunya, antek-anteknya, budak cintanya dan aturan kehidupannya.
2020.03.31||64.74.02
Komentar