Remaja itu, Bukan Kera Sakti


Remaja merupakan suatu periode transisi dari masa awal anak-anak hingga masa awal dewasa. Bermula pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat dan tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara. Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas sangat menonjol (pemikiran semakin logis, abstrak, dan idealistis) dan semakin banyak menghabiskan waktu di luar keluarga. Dalam masa ini, mereka sering mencoba hal-hal baru untuk menemukan jati dirinya. Tak jarang sampai salah arah.
Kondisi remaja saat ini sangat memprihatinkan. Gaya hidup remaja mulai bebas. Mulai dari pergaulan, merokok, narkoba, nge-gang, tawuran, hingga seks bebas. Anak muda Indonesia saat ini terancam dalam masa chaos (kacau-balau). Jutaan remaja kita menjadi korban perusahaan nikotin-rokok. Lebih dari 2 juta remaja Indonesia ketagihan Narkoba (BNN 2004) dan lebih 8000 remaja terdiagnosis pengidap AIDS (Depkes 2008). Disamping itu, moral anak-anak dalam hubungan seksual telah memasuki tahap yang mengawatirkan. Lebih dari 60% remaja SMP dan SMA Indonesia, sudah tidak perawan lagi. Perilaku hidup bebas telah meruntuhkan sendi-sendi kehidupan masyarakat.
Kenapa sekarang remaja tidak bisa dibanggakan? Karena mereka tidak tahu tentang apa tujuan mereka ‘bernapas’ dimuka bumi. Banyak yang mengatakan, wajar remaja melakukan hal-hal aneh, karena mereka sedang mencari jati dirinya. Padahal, orang yang tidak mengenal dirinya, pasti tidak mengenal Tuhannya. Orang yang tidak mengenal Tuhannya, pasti tidak tahu tujuan hidupnya. Orang yang tidak tahu tujuan hidupnya, pasti akan hancur hidupnya. So,,, ubahlah paradigma salah itu! Bagaimana manusia bisa muncul kedunia, otomatis bukan dari batu seperti kera sakti. Tapi ada yang menciptakan. Dan pasti, sang Pencipta tidak sedang bermain-main saat menciptakan manusia. Tapi, pencipta telah menetapkan suatu aturan yang harus dilakukan oleh para ciptaannya. Peta yang wajib dibawa agar tidak tersesat didunia yang menyesatkan. Jika para ciptaan itu membandel, maka bisa dilihat apa yang terjadi. Planet yang bergerak tidak sesuai orbitnya pasti akan hancur. Begitu pun manusia.
Selanjutnya, tentang lingkungan. Lingkungan pun hal yang mendukung terjadinya kerusakan moral pada remaja. Bagaimana remaja bisa cerdas, jika yang disuguhi kepada remaja adalah hal-hal yang salah. Mulai dari acara televisi yang isinya tidak ada yang mendidik. Hanya seputar masalah percintaan, model, style, dan lainnya. Remaja jauh lebih bangga mengikuti model yang ada dari pada mengasah otaknya. Remaja jauh lebih bangga menjadi Boyband atau girlband daripada menang dalam olimpiade sains. Jika dulu Pak Karno bilang, “Berikan aku 10 pemuda, maka akan aku goncang dunia”. Tapi sekarang, jika terkumpul 10 pemuda, maka akan dijadikan Boyband. Sungguh mengenaskan. Remaja kita rusak, karena sistem yang mendukung mereka untuk rusak. Jangan salahkan aku atas statement ini. Statemen ini kudapat dari fakta yang terindera. Teori merupakan gambaran dari fakta. Kita dapat berteori setelah melihat fakta yang ada. Bukan membela diri, loh?
Untuk para remaja, tahukah kalian kalau kalian itu generasi yang kelak akan memimpin peradaban ini. Jika kebobrokan yang terus kalian lakukan, jadi seperti apa peradaban ini nantinya. Ubahlah paradigma kalian. Tetapkan tujuan hidup kalian sebagaimana telah ditetapkan oleh Pencipta. Allah SWT. Hentikan semua maksiat yang menjadi aktivitas kalian sehari-hari. Berubahlah. Bukan sebagai Power Ranger. Tapi, sebagai hamba Allah yang siap membela agama-Nya. Memimpin peradaban cemerlang dan melanjutkan kembali kehidupan Islam. Ini adalah pesan dari nenek-moyang untuk kalian, sang pelanjut peradaban.


Komentar

Anonim mengatakan…
Ya. Remaja itu bukan Kera Sakti.
Tapi, Remaja Sekarang pada jadi remaja cabe-cabean. ga jelas 'pedasnya' ga jelas 'merah warnanya'
Anonim mengatakan…
kangen kera sakti eyy!!!
sama Chu Pat Kai yang selalu menderita karena cinta.

Postingan populer dari blog ini

Inilah Indonesia

Menu Makan Siangku, Bukan Terserah