Marah


Kita Bukanlah “Keledai” yang Diam Seribu Bahasa Ketika Kita Dibuat Marah dengan Dibakarnya Masjid Kita. Kita Juga bukan"Binatang Ternak" yang Tidak Peduli dengan Urusan Agama.
Pernyataan di atas bukanlah pernyataan yang muncul dari emosi pribadi semata, melainkan didasarkan pada pernyataan para alim ulama yang kredibilitasnya diakui, bukan ulama dunia yang terkubur wibawanya dengan harta.
Pernyataan di atas didasarkan pada Imam Syafi'i dan Ulama madzhab Syafi'i
قال الشافعي رحمه الله:من استغضب فلم يغضب فهو حمار ومن استرضى فلم يرضى فهو شيطان"
Siapa yang dibuat marah tapi dia tidak marah maka dia adalah keledai dan siapa yang diminta keridhoannya dan dia tidak mau ridha maka dia adalah syetan"
( Imam Syafi’i sebagaimana dikutip dalam Ihya Ulumiddin Juz 2/34, Hilyatul Auliya Juz 4/112, Quwatul Qulub 2/194, az-Zaujaru 'An Iqtiroofil Kabaair 1/144, Bariiqotun Mahmudiyatun fiy syarhi thoriqotin 1/388, 1/409 )
Dan juga sya’ir Ulama
أَبُنَيَّ إنَّ مِنْ الرِّجَالِ بَهِيمَةً * فِي صُورَةِ الرَّجُلِ السَّمِيعِ الْمُبْصِرِفَطِنٌ بِكُلِّ مُصِيبَةٍ فِي مَالِهِ * وَإِذَا يُصَابُ بِدِينِهِ لَمْ يَشْعُر
Wahai anakku sesungguhnya ada orang yang seperti binatang ternak dalam rupa orang yang bisa mendengar dan melihatDia cerdik jika ada musibah menimpa hartanya. Namun, apabila ada musibah menimpa agamanya dia tdk peduli"
(Adabu Dunya Waddin 1/126 karya Imam al-Mawardi asy-syafii, Quwwatul qulub 1/227, al-Madkhol 1/492)
Peristiwa pelarangan dan pembakaran masjid di Tolikara – Papua harus membuatkita marah. Meski tentu marahnya tidak dengan membakar gereja atau menghina Yesus atau agama mereka karena Khilafah Turki utsmani tidak melakukan penghinaan ulang terhadap Yesus ketika Nabi kita dihina. Kita juga harus marah, namun tidak cukup sekedar marah, tapi harus dibarengi dengan upaya penegakkan khilafah ‘Ala minhajin nubuwwah yang dengannya kita bisa meminta siapapun –dengan wasilah kekuatan kita- untuk melakukan penghentian atau akan memberikan sangsi dengan melakukan jihad akbar jika terus memaksakan diri melakukan penghinaan terhadap Islam. Jihad dibawah komando sang Khalifah.
Sungguh benar apa yang disabdakan oleh Nabi yang Mulia:
وَإِنَّمَا الْإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِه
ِDan Sesungguhnya Imam (al-Khalifah) itu perisai, dimana umat berperang dan berlindung di belakangnya (HR. Bukhori dan Muslim)
Allahua’lam bishowab.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Inilah Indonesia

Remaja itu, Bukan Kera Sakti

Menu Makan Siangku, Bukan Terserah