Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2016

Dimanakah Posisi Kita?

4 November 2016, Dimanakah posisi kita ? Oleh : First Syaoqi Izhardiansyah S. (BE Korwil BKLDK DIY) Pada hari Jum'at 4 November 2016, Puluhan Ribu bahkan Ratusan Ribu Umat Islam bersatu menjadi satu untuk menyerukan sebuah tuntutan kepada penguasa Negeri ini. Mereka menuntut agar seorang pelaku penista Al-Qur'an itu segera ditangkap dan diproses secara hukum. Aksi yang dinamakan Bela Islam II tersebut menjadi sorotan publik, media massa, dan Pemerintah sendiri. Bahkan pihak keamanan memberikan Siaga 1 (satu). Aksi Bela Islam II ini juga mendapatkan banyak tanggapan, mulai dari yang antusias mendukung bahkan yang sinis mengkritik. Banyak juga pihak-pihak yang menuduh bahwa Aksi tersebut adalah cara untuk menjatuhkan 'Sang Penista Agama' dari pertarungan Pilihan Calon Gubernur Provinsi DKI. Ada juga yang menuduh Aksi ini dibayari oleh pihak-pihak yang mempunyai kepentingan agar Rezim Jokowi ini tumbang. Ada juga yang menuduh Aksi ini dipenuhi unsur SARA. Tapi yang membu...

Hukum Wanita Muslimah Ikut Demo

HUKUM WANITA MUSLIMAH IKUT DEMO Tanya : Ustad, apa hukumnya wanita muslimah ikut demonstrasi? (Felix Y. Siauw) Jawab : Demonstrasi (muzhaharat) adalah penyampaian pendapat atau perasaan di hadapan publik secara berjama’ah baik kepada penguasa, partai politik, maupun kepada pihak-pihak lainnya. (Abdurrahman Sa’ad Al Syatsri, Al Muzhaharat fi Mizan Al Syari’ah Al Islamiyyah, hlm. 6; Muhyiddin Al Qarahdaghi, At Ta`shil Al Syar’i Li Al Al Muzhaharat As Silmiyyah, hlm. 3). Kami akan jelaskan dulu hukum demonstrasi secara umum, baru hukum demonstrasi bagi wanita muslimah. Mengenai hukum demonstrasi secara umum, ada dua pendapat ulama kontemporer. Pertama, mengharamkan, misalnya pendapat Nashiruddin Al Albani, Abdurrahman bin Sa’ad Al Syatsri, Abdul Aziz bin Abdullah Ar Rajihi, Abdul Aziz bin Baz, dan Shalih Al Fauzan. Demonstrasi diharamkan antara lain karena dianggap memberontak kepada penguasa (al khuruuj ‘ala ...

Umat ISLAM Yang Terluka (4/11)

UMAT ISLAM YANG TERLUKA DAN KEMBALINYA KEKUASAAN MEREKA Oleh: KH Hafidz Abudurrahman Aksi 4 Nopember 2016 di Jakarta, Medan, Surabaya dan kota-kota lain, dengan tuntutan “Tangkap Ahok, Penista Agama”, adalah bukti bahwa umat Islam tidak pernah mati. Aksi di Jakarta ini sangat fenomenal, karena jumlah massa yang begitu luar biasa. Jumlahnya diperkirakan mencapai 2,5 juta jiwa. Mereka datang tidak saja dari Jakarta, tetapi juga Banten, Bogor, Bekasi, dan kota-kota lain di luar Jakarta. Mereka datang untuk memenuhi seruan jihad, melawan penistaan agama mereka. Mereka tidak ada yang membiayai. Datang dengan uang saku sendiri, bahkan ada kakek yang berumur 70 tahun datang dari Malang dengan naik motor Grand 1996, semata untuk mengikuti aksi. Memenuhi panggilan jihad, membela kita suci. Orang-orang kaya yang diberi kelapangan rizki, tergerak hatinya menginfakkan hartanya, tanpa diminta. Malam tanggal 4/11 itu saya kebetulan mengisi acara di sebuah masjid, dekat dengan Masjid ...

Anda Sungguh Tak Menghormati Ulama Kami Pak Presiden

Iwan Januar Anda Tidak Menghormati Ulama Kami, Mr. President! 1 JAM YANG LALU · PUBLIK Hari ini, Jumat, 4 November 2016 ratusan ribu atau mungkin mencapai jutaan muslim turun ke jalan. Mereka datang dari berbagai daerah. Sebagian dari mereka ada yang menghabiskan malam di perjalanan, ada juga yang bermalam di berbagai mesjid-mesjid untuk menyampaikan perasaan hati mereka kepada pemerintah, khususnya Anda, Mr. President! Anda mungkin membaca atau mendengar laporan bahwa berbus-bus muslim termasuk para ulama, ajengan, pimpinan pondok pesantren, habaib, kyai dan ustadz datang dengan harapan ghirah keimanan mereka dapat direspon oleh pemerintah. Mereka bukan orang sembarangan. Mereka adalah tokoh-tokoh umat, orang-orang alim, dan penyampai lidah umat. Mereka bukan orang bayaran seperti sangkaan perempuan blonde, Sidney Jones, yang bertanya darimana dana sebesar itu didatangkan untuk membuat agenda ‘raksasa’ ini. Kita maklum karena ia memang sering dibayar unt...

4 November 2016

Dari group wali murid Ibnu Taimiyyah ----------------- ```*Ketika Kelak Anakku Bertanya*``` “Apakah tahun 2016 Ayah masih muda?” tanya anakku. “Iya, Ayah masih muda. Masih gagah,” jawabku.  “Apa benar tahun 2016 terjadi penistaan al Qur’an?” tanyanya menggugah ingatanku. “Iya, benar. Telah terjadi penistaan al Qur’an dan pelecehan terhadap ulama waktu itu,” jelasku. “Ayah, saya baca di beberapa tulisan, tragedi itu menyulut reaksi ratusan ribu kaum muslim seluruh Indonesia. Mereka menuntut agar penista al Qur’an dihukum. Ayah ada di mana waktu itu?” *** Aku membayangkan jika kelak anak-anakku bertanya tentang hal.  Ya, sekira 15 atau 20 tahun yang akan datang, mereka membaca atau mendengar telah terjadi tragedi penistaan al Qur’an tahun 2016. “Waktu itu Ayah masih muda, masih gagah. Dimana Ayah diantara ratusan ribu orang itu?” “Ayah, apa yang Ayah lakukan ketika al...