Kita Serahkan pada Tuhan

Break sblum ke tmpat kerja :)

Lagi ramai di sosmed statement menteri ktika ditanya solusi untuk rupiah yg melemah, "Kita serahkan sama Tuhan"

Yuk simak dialog ini, bagian tengah ke akhir keren banget, nampar banget!!

Yuk simak::

WARTAWAN IDEOLOGIS

Suatu hari seorang Wartawan ideologis berkunjung ke kantor menteri perekonomian di sebuah Negri Bebek, dengan melewati berbagai prosedur kenegaraan,

akhirnya sang wartawan ini bisa bertemu dan mewancarai bapak Menteri, kita simak pembicaraanya :
Wartawan : Assalamu'alaikum Wr Wb... kami dari majalah "Ideologis" bermaksut hendak bersilaturrahmi dan mewawancarai bapak menteri sebentar, mohon di ijinkan

Menteri : Oh....silahkan dek.

Wartawan : Begini pak, sekarang ini Nilai tukar Rupiah terhadap dolar kan Anjlok hingga lebih dari 14 ribu Rupiah, bagaimana tanggapan bapak.

Menteri : Ooo... sebenarnya Nilai Rupiah Stabil, hanya dolarnya saja yang Naik, dek.

Wartawan :    (sambil garuk garuk kepala mendengar jawaban pak menteri yang pinter ngeles) Lalu dari dampak turunnya nilai tukar rupiah pertumbuhan ekonomi indonesia Lesu, ancaman PHK ada di mana mana, menanggapi situasi yang gawat ini langkah apa yang bapak menteri lakukan ?

Menteri : Kita serahkan semuanya pada Tuhan.
Wartawan : (sambil gigit sendal, mendengar jawaban pak menteri yang makin aneh) 

Kalau semuanya kita serahkan pada Tuhan, sudahkah pak menteri menerapkan Aturan Tuhan ?

Menteri : Maksutnya apa dek ?

Wartawan : Bapak berharap pada pertolongan Tuhan, Namun Aturan Tuhan bapak campakan, Kebijakan Ekonomi Neo Kapitalisme dan Neo Liberalisme yang sarat dengan Riba justru bapak terapkan.

Bapak berpaling dan Membelakangi Syariat Islam yang Mulia, Lalu bagaimana Tuhan mau menolong bapak Jika aturan-Nya bapak Campakan ?

masih pantaskah bapak berharap pada pertolongan Tuhan ?

Menteri : Melongo, tidak bisa berkata apa apa

‪#‎Kisah‬ ini Hanya Fiktif belaka

Tulisan oleh Budhi Santoso

#CampakkanSistemKufurdemoKRAsi

#bersamaUmatTegakkanKhilafah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Inilah Indonesia

Remaja itu, Bukan Kera Sakti

Menu Makan Siangku, Bukan Terserah