Postingan

KETIKA CHINA GEMETAR DI HADAPAN KHILAFAH

Oleh: KH Hafidz Abdurrahman Keberhasilan Khilafah Islam, di zaman al-Walid bin ‘Abdul Malik, menaklukkan wilayah Wara’ Nahr, atau Asia Tengah, di bawah panglimanya Qutaibah bin Muslim, yang dimulai sejak tahun 86 H/705 M, mempunyai dampak politik yang luar biasa. Khususnya setelah wilayah Kirgistan berhasil ditaklukkan tahun 95 H/714 M. Qutaibah tidak berhenti sampai di sana, tetapi terus merangsek ke depan hingga sampai di perbatasan Cina. Qutaibah meninggalkan Murwa menuju ke Kashgir, kota paling ujung menuju ke Cina. Ketika sampai di Kashgir, Kekaisaran Cina saat itu mengirim delegasi untuk menemui Qutaibah, dan menyampaikan hasrat Kaisar agar Qutaibah bersedia mengirimkan delegasi ke ibukota Cina untuk diajak berunding. Qutaibah pun mengirimkan utusan yang dipimpin oleh Hubairah bin al-Masymaraj, yang bertujuan melakukan pembahasan dengan pihak Kekaisaran Cina. Kekaisaran Cina sendiri berusaha untuk menghentikan penaklukan Islam yang mengarah ke wilayahnya. Qutaibah m...

Ketika Khalifah dikritik

oleh Ust Dindin Misbahudin Suatu Hari, Usai Mengurus Pemakaman Jenazah Sulaiman bin Abdul Malik, Sang Khalifah Umar bin Abdul Aziz pulang ke rumah untuk istirahat sejenak. Tiba-tiba Abdul Malik bin Umar, Putra Sang Khalifah, Menghampirinya. Ia bertanya, “Wahai Amirul Mukminin, Apakah gerangan yg Mendorong Engkau Membaringkan diri di siang hari seperti ini ?” Umar bin Abdul Aziz Tersentak Campur Kaget Tatkala Sang Putra Memanggilnya dengan Sebutan Amirul Mukminin, Bukan Ayah, Sebagaimana Biasanya. Ini isyarat, bahwa Putranya tengah Berbicara bukan sebagai Anaknya, melainkan Sebagai Rakyatnya yg Meminta Pertanggungjawaban Ayahnya sebagai Pemimpin Negara, Bukan Sebagai Kepala Keluarga. Umar bin Abdul Aziz menjawab Pertanyaan Putranya, “Aku Letih dan Butuh Istirahat Sejenak.” “Pantaskah Engkau Beristirahat, Padahal masih banyak Rakyat yg Teraniaya ?” Kritik Sang Rakyat yg 'Kebetulan' Anaknya. “Wahai Anakku, Semalam Suntuk Aku Menjaga Pamanmu. N...

IMF DAN WB, KEDUANYA BERBAHAYA BAGI INDONESIA

Oleh: Ahmad Khozinudin, S.H. Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde menbuat pujian semu dengan menyebut ekonomi Indonesia sangat baik dibawah kendali Presiden Joko Widodo (Jokowi). Karenanya, ia menyebut Indonesia tidak membutuhkan pinjaman IMF. "Pinjaman dari IMF bukan pilihan, karena ekonomi Indonesia tidak membutuhkannya. Ekonomi Indonesia dikelola dengan sangat baik oleh Presiden Jokowi, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan dan rekan-rekan mereka," ujarnya dalam keterangan resmi (9/10). Pernyataan ini belumlah final, sebab yang perlu di ukur adalah kebijakannya bukan pernyataannya. Penegasan direktur IMF ini perlu dikonfirmasi oleh waktu. Pernyataan ini bisa berubah setiap saat, sebagaimana pernyataan Ratna Sarumpaet yang berubah dan menimbulkan hoax. Pernyataan direktur IMF ini bisa sekedar hoax pencitraan untuk melindungi IMF dan muka rezim, ditengah kritik k...

NEGERI PemBOHONG!

“Hoax terbesar bukan menyebar berita bohong, tapi menyembunyikan kebenaran dari publik” Prof. DR Daniel Mohammad Rosyid Ratna Sarumpaet telah menguak potret diri bangsa ini saat ini : negeri bohong. Padahal pendiri Republik ini adalah orang-orang berintegritas. Jika dibiarkan saja, sebentar lagi negeri ini bakal hilang ditelan lumpur kebohongan. Saat ini Pancasila hanya disebut sambil lalu tapi sudah tidak nyambung dengan konstitusi yg kita pakai saat ini. Juga tidak nyambung dalam praktek berbangsa dan bernegara. Semua cara dihalalkan secara komunistik, sementara kehidupan ekonomi sangat kapitalistik. Perayaan pertemuan IMF dan WB di Bali Oktober ini dengan biaya nyaris Rp. 1T  adalah aksi anti-Pancasila yang paling  terang-terangan di tengah ketiadaan dana penanggulangan bencana di Lombok dan di Sulawesi Tengah.   Mengatakan "Saya Pancasila" adalah _hoax_ paling besar. Yang berlaku saat ini adalah UUD 2002, BUKAN UUD1945, karena sudah diamandemen ...

Ketika Khalifah dikritik

oleh Ust Dindin Misbahudin Suatu Hari, Usai Mengurus Pemakaman Jenazah Sulaiman bin Abdul Malik, Sang Khalifah Umar bin Abdul Aziz pulang ke rumah untuk istirahat sejenak. Tiba-tiba Abdul Malik bin Umar, Putra Sang Khalifah, Menghampirinya. Ia bertanya, “Wahai Amirul Mukminin, Apakah gerangan yg Mendorong Engkau Membaringkan diri di siang hari seperti ini ?” Umar bin Abdul Aziz Tersentak Campur Kaget Tatkala Sang Putra Memanggilnya dengan Sebutan Amirul Mukminin, Bukan Ayah, Sebagaimana Biasanya. Ini isyarat, bahwa Putranya tengah Berbicara bukan sebagai Anaknya, melainkan Sebagai Rakyatnya yg Meminta Pertanggungjawaban Ayahnya sebagai Pemimpin Negara, Bukan Sebagai Kepala Keluarga. Umar bin Abdul Aziz menjawab Pertanyaan Putranya, “Aku Letih dan Butuh Istirahat Sejenak.” “Pantaskah Engkau Beristirahat, Padahal masih banyak Rakyat yg Teraniaya ?” Kritik Sang Rakyat yg 'Kebetulan' Anaknya. “Wahai Anakku, Semalam Suntuk Aku Menjaga Pamanmu. N...

AJAL PERNIKAHAN

Oleh: KH Hafidz Abdurrahman (Khadim Ma'had Syaraful Haramain) Entah sudah berapa kali saya mengisi taushiyah pernikahan. Terutama hari-hari ini. Yang menarik, karena Allah menyebut pernikahan ini sebagai ayat-ayat-Nya (Q.s. ar-Rum: 21) Pernikahan memang merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah, sebagaimana hidup dan mati itu sendiri. Kalau bukan karena kuasa-Nya bagaimana mungkin pasangan dari latar belakang yang berbeda bisa disatukan dalam ikatan pernikahan? Kalau bukan karena kuasa Allah, bagaimana mungkin keluarga besar yang beragam itu akhirnya bisa menyatu Maka, Allah pun menyebutnya dengan ungkapan, "An Khalaqa lakum min anfusikum Azwaja." (Menciptakan pasangan untuk kamu dari jenis kamu). Kata "Khalaqa" digunakan Allah untuk menunjukkan, bahwa pernikahan ini karena skenario-Nya. Pernikahan ini karena kuasa-Nya. Kita boleh saja berusaha, tetapi siapa yang bisa menggenggam hati manusia hingga tidak berubah Maka, sebagaimana kematian, menikah pun sudah ad...

KHILAFAH DAN SAINS

KHILAFAH dan SAINS Saya ingat semasa SMP diajak Papa mengikuti kuliah umum Dr Nurcholis Majid tentang peradaban Islam. Tentang masa Khilafah, beliau bilang jangan alergi dengan episode pertumpahan darah masa itu. Kalau untuk mengapresiasi panjang kereta, jangan lihat kepala gerbong dari depan, tapi lihatlah dari samping, dan anda akan apresiasi betapa panjangnya kereta peradaban Islam selama 1300 tahun. Dalam era sepanjang --atau tepatnya-- selama itu, tidak ada (atau mungkin jarang terekam)  kisah pembersihan etnis suku maupun pemeluk agama tertentu. Hingga kini para ilmuwan masih bertanya apa yang membuat warga Mesir, Afrika Utara, dan Syam Raya (Jordan, Lebanon, Suriah, Palestina) yang awalnya merupakan wilayah kekaisaran Romawi Timur (Bizantium) yang notabene kristen (koptiks, ortodoks) bisa "berpindah agama" en bloc tanpa ada catatan sejarah persekusi masif.. Tidak dipungkiri memang ada Khalifah yang memang terbunuh , tapi demikian juga banyak Presiden Amerika Serikat...